Referensi :
Muhammad Syariffuddien Zuhrie, Bambang Suprianto, I Gusti Putu Asto Buditjahjanto., (2021). "Sistem Kontrol Vibrasi Pada Robot Single Link Flexible Joint Manipulator Dengan PID Tuning Genetic
Algorithm". Jurnal Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya Volume 10 Nomor 01 Tahun 2021, 9-17
Sistem Kontrol Vibrasi Pada Robot Single Link Flexible Joint Manipulator Dengan PID Tuning Genetic Algorithm
Abstrak[Kembali]
Single Link Flexible Joint Manipulator merupakan salah satu robot industri yang sering digunakan untuk
berbagai macam produksi. Penggunaan dari Single Link Flexible Joint Manipulator sangat diperlukan karena
memudahkan barang yang hendak didistribusikan ke beberapa tempat yang telah ditentukan. Umumnya flexible
link memiliki beban yang lebih ringan untuk mencapai respon yang cepat dengan kebutuhan energi yang rendah
serta hanya membutuhkan aktuator yang lebih kecil. Namun, sering terjadi masalah pada vibrasi pada
manipulator sehingga terjadi kurang akurat pada titik akhir. Ketidakakuratan ini disebabkan karena adanya
vibrasi dan defleksi statis pada interval waktu tertentu dengan gerakan bolak balik. Pada penelitian ini
menggunakan PID tuning Genetic Algorithms untuk mengatasi masalah vibrasi pada manipulator. Setelah
dilakukan penelitian, didapatkan parameter PID menggunakan metode Genetic Algorithm yaitu Kp = 4,728 ;
Ki = 4,91 ; Kd = 0,857. Setelah menentukan parameter PID tersebut dan diterapkan pada sistem, didapatkan
respon yang baik dengan tidak adanya overshoot pada sistem. Respon paling baik terdapat pada setpoint 5
dengan Time sampling (Ts) sebesar 0.7895s, Time delay (Td) sebesar 0.1858s, dan Time rise (Tr) sebesar
0,825s. Walaupun pada respon open loop memiliki Time sampling dan Time delay yang lebih baik, namun
respon open loop masih memiliki overshoot sedangkan pada respon close loop tidak mengalami overshoot.
Pendahuluan[Kembali]
Salah satu
robot industri yang menjad objek penelitian ini adalah
robot single link flexible joint manipulator. Manipulator adalah bagian pada robot single link
yang pergerakannya ditunjukkan pada robot. Manipulator
terdiri dari joint (engsel) dan susunan link (rangka)
sehingga menghasilkan gerakan yang terkontrol.
Manipulator pada single
link yang fleksibel ini juga termasuk ringan, energi yang
dikonsumsi lebih rendah, dan kebutuhan aktuator yang
lebih kecil. Namun fleksibilitas dari single link masih menjadi
permasalahan sehingga perlu ada sistem kontrol yang mengaturnya. Permasalahan fleksibilitas ini terjadi karena
ketidakakuratan posisi akhir dari single link.
Kajian Teori[Kembali]
Single Link Flexible Joint Manipulator
Robot manipulator merupakan robot yang memiliki
bentuk seperti tangan untuk memudahkan pekerjaan di
dunia industri menggunakan motor penggerak. Robot ini
memiliki 2 bagian saja yaitu bagian lengan dan bagian
tubuh. Dua bagian ini berfungsi untuk memposisikan alat
atau bagian dalam jangkauan kerjanya.
Fleksibilitas juga menimbulkan masalah
pada kinerja manipulator sehingga membuat sistem
terkadang menjadi tidak stabil (vibrasi). Vibrasi ini sering
terjadi pada ujung manipulator walaupun fleksibilitas
sendi yang relatif kecil.Di dunia industri, robot
manipulator ini memiliki fungsi diantaranya :
1. Pada dunia industri otomotif, robot manipulator
mampu membantu dalam pengecatan barang /
otomotif sehingga menggantikan peranan manusia
2. Robot manipulator biasa digunakan dalam
pemindahan barang berat (moving part) dalam
industri.
Karakteristik Respon Sistem Orde Dua
Pada respon orde dua digunakan untuk mendapatkan
respon dari sistem kontrol yang memiliki ciri dari orde 2
yaitu step input, ramp input, dan impulse input.
Dengan ketentuan dari 𝜁 dan 𝜔𝑛, transfer function loop
tertutup C(s) / R(s) dapat ditulis dengan rumus:
1. Proportional Integral Deritative (PID)
Bagian kontroller PID memiliki skea dari ketiga
pengendalinya yang dijumlahkn menjadi variabel
manipulasi untuk menghitung keluaran kontroller. Dari
gambar 1 Dapat didefinisikan u(t) sebagai output
kontroller dengan rumus :
Pada tabel 1 Akan menjelaskan beberapa respon dari PID kontroller apabila terdapat perubahan konstanta
Proses dari GA sendiri terdiri dari beberapa tahapan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 Diantaranya adalah :
a. Generate Initial Population
Pertama, tahapan ini menentukan beberapa individu
dari populasi yang merupakan representasi sebagai
solusi dari sebuah permasalahan. Setiap individu
dikenal sebagai gen karena memiliki parameter
(variabel) yang digabungkan menjadi string
sehingga terbentuklah kromosom (solusi). Nilai parameter dari gen ini bisa disebut sebagai biner,
float, dan kombinatorial.
b. Calculate Fitness Value
Pada fitness function ini akan dihitung skor fitness
dari setiap individu. Dalam perhitungan ini akan
menentukan apakah individu di setiap kromosom
memiliki kemampuan yang baik daripada yang lain
atau tidak.
c. Selection
Pada tahapan ini adalah memilih individu yang
memiliki kualitas yang baik dan meneruskan gen
individu ke generasi berikutnya. Setiap dua pasang
individu (parents) akan dipilih berdasarkan nilai
fitness functionnya. Apabila individu memiliki nilai
yang tinggi maka akan memiliki lebih banyak
kesempatan untuk dipilih reproduksi.
d. Crossover
Pada fase ini masing-masing individu akan diacak
untuk dikawinkan dari dalam gen pada titik
crossover. Titik crossover akan tercapai karena
keturunan yang diciptakan menukar gen individu
yang dikawinkan dari mereka sendiri.
e. Mutation
Tahapan ini akan memutasikan beberapa gen
dengan kemungkinan acak yang rendah dari
keturunan baru yang sudah terbentuk. Dengan
adanya mutasi ini berfungsi untuk mempertahankan
keragaman dalam populasi serta mencegah
konvergensi prematur.
Desain Sistem
Pada sistem ini terdiri dari input, kontroller,
aktuator, plant, sensor, dan ouput yang termasuk
dari sistem loop tertutup. Pada gambar 3, dapat
dilihat blok diagram sistem tersebut.
Hasil dan Pembahasan[Kembali]
Hasil Simulasi
Pada perhitungan matemais
sebelumnya didapatkan transfer function yang kemudian dimasukkan ke dalam program. Dari program tersebut didapatkan
respon loop terbuka
Pada menu optimization ini dimasukkan fitness function dan variable yang dimasukkan ada 3 yaitu Kp, Ki, dan Kd. Kemudian memasukkan nilai batas bawah sampai batas atas untuk mendapatkan hasil yang bagus. Setelah memasukkan variabel-variabel yang diperlukan diatas, maka akan dimulai / start dan akan looping secara otomatis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 4 iterasi dan didapatkan Kp = 4,782 ; Ki = 4,91 ; Kd = 0,857 dan disimulasikan pada blok diagram. Simulasi akan diambil menggunakan 3 kali setpoint yaitu pada setpoint 1, setpoint 3, dan setpoint 5
Dari ketiga setpoint yang digunakan dalam simulasi menunjukkan hasil respon yang baik dari sistem sehingga tidak memiliki overshoot dan mampu mencapai kondisi steady state dengan cepat. Dari 3 setpoint tersebut dapat diketahui bahwa sistem dapat melakukan kontrol dengan baik. Berikut ini hasil analisa data dari ketiga respon sistem dengan setpoint yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian dengan data-data yang
digunakan dan diujikan dalam sebuah simulasi,
kesimpulan yang didapatkan dari hasil simulasi
Perancangan Sistem Kontrol Vibrasi Pada Robot Single
Link Flexible Joint Manipulator Dengan PID Tuning
Genetic Algorithm, sistem dapat bekerja dengan baik
karena mampu mengikuti setpoint yang sudah ditentukan.
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa kontroller PID
dengan tuning Genetic Algorithm didapatkan nilai Kp =
4,782 ; Ki = 4,91 ; Kd = 0,857 dengan tidak adanya
overshoot. Hasil dengan 𝑡𝑠 = 0,7895 s pada setpoint 5
adalah hasil yang terbaik dengan 𝑡𝑑 = 0,1858s dan 𝑡𝑟 =
0,2028s. Error yang dihasilkan respon close loop pada
setpoint 1 merupakan error paling kecil dengan nilai 0,1%
Realisasi Saran
Dikarenakan pada program yang terdapat pada jurnal didapatkan hasil yang berbeda maka dari itu untuk range dari GA diganti menjadi sebagai berikut agar mendapatkan hasil yang sama dengan jurnal
Daftar Pustaka[Kembali]
Admin. 2018. Control Motor DC with Module L298N
Arduino.
(online)(https://toleinnovator.blogspot.com/2
018/06/kontrol-motor-dc-with-arduino-danmodul.html, diakses pada 27 Januari 2020).
Anonymous. 2016. Pengertian Rotary Encoder.
(online)(https://karyainovasiku.blogspot.com/
2016/02/pengertian-rotary-encoder.html,
diakses pada 26 Januari 2020).
Araki M. 2015. PID Control. Control Systems Robotics
and Automation Vol II. Kyoto University,
Japan.
Arifin, Fatchul. 2015. PID Controller. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Video Percobaan[Kembali]
Video Simulasi Simulink pada MATLAB
Video Simulasi GA pada MATLAB
Video Reviewer Kelompok Lain
Video Tutorial MATLAB
Link Download[Kembali]
Download Video disini
Download Video Simulasi GA disini
Download Video Simulasi Simulink disini
Download Codingan Simulink disini
Download Codingan Matlab disini
Download HTML disini
Download Jurnal disini
No comments:
Post a Comment