Kontrol
Tanaman Hidroponik di Rooftop
1. Tujuan[Kembali]
a. Mengetahui pengaplikasian kontrol tanaman hidroponik di rooftop
b. Mengetahui cara membuat rangkaian kontrol tanaman hidroponik di rooftop
c. Dapat menjelaskan prinsip kerja alat kontrol tanaman hidroponik di rooftop
pada proteus.
2. Alat dan bahan[Kembali]
a. Alat
·
Power supply
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan
energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
·
Voltmeter DC
Difungsikan untuk mengukur besarnya
tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk
penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang
diukur.
b. Bahan
·
Resistor
Specifications |
|
Resistance (Ohms) |
10K,
500K |
Power (Watts) |
0.25W,
1/4W |
Tolerance |
±5% |
Packaging |
Bulk |
Composition |
Carbon
Film |
Temperature Coefficient |
350ppm/°C |
Lead
Free Status |
Lead
Free |
RoHS Status |
RoHS
Compliant |
Datasheet
·
Dioda 1N4001
Spesifikasi:
ü Package
Type: Available in DO-41 & SMD Packages
ü Diode
Type: Silicon Rectifier General Usage Diode
ü Max
Repetitive Reverse Voltage is: 1000 Volts
ü Average
Fwd Current: 1000mA
ü Non-repetitive
Max Fwd Current: 30A
ü Max
Power Dissipation is: 3W
ü Max
Storage & Operating temperature Should Be: -55 to +175 Centigrade
Konfigurasi pin
Nomor Pin |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
Anoda |
Arus selalu Masuk melalui Anoda |
2 |
Katoda |
Arus selalu Keluar melalui Katoda |
·
Transistor NPN BC547
Konfigurasi pin:
ü Collector
ü Base
ü Emitter
Spesifikasi:
ü Transistor
Type : NPN
ü Voltage
– Collector Emitter Breakdown (Max) : 45 V
ü Current-
Collector (Ic) (Max) : 100mA
ü Power
– Max : 625 mW
ü DC
Current Gain (hFE) (Min) @ Ic, Vce : 110 @ 2mA, 5V
ü Vce
Saturation (Max) @ Ib Ic : 300mV, @ 5mA, 100mA
ü Frequency
– Transition : 300MHz
ü Current-
Collector Cutoff (Max) : -
ü Mounting
Type : Through Hole
ü Package
/ Case : TO-226-3, TO-92-3 (TO-226AA) Formed Leads
ü Packaging
: Tape & Box (TB
ü Lead
Free Status : Lead Free
ü RoHs
Status : RoHs Compliant
Data
Sheet Transistor:
Grafik
Respon:
·
OP AMP LM358
Konfigurasi pin:
ü Pin-1
dan pin-8 adalah o / p dari komparator
ü Pin-2
dan pin-6 adalah pembalik i / id
ü Pin-3
dan pin-5 adalah non inverting i / id
ü Pin-4
adalah terminal GND
ü Pin-8
adalah VCC +
Spesifikasi:
ü Ini
terdiri dari dua op-amp internal dan frekuensi dikompensasi untuk gain kesatuan
ü Gain
tegangan besar adalah 100 dB
ü Lebar
pita lebar adalah 1MHz
ü Jangkauan
pasokan listrik yang luas termasuk pasokan listrik tunggal dan ganda
ü Rentang
catu daya tunggal adalah dari 3V ke 32V
ü Jangkauan
pasokan listrik ganda adalah dari + atau -1.5V ke + atau -16V
ü Penyaluran
arus pasokan sangat rendah, yaitu 500 µA
ü 2mV
tegangan rendah i / p offset
ü Mode
umum rentang tegangan i / p terdiri dari ground
ü Tegangan
catu daya dan diferensial i / p tegangan serupa ayunan tegangan o / p besar
·
POT-HG
Spesifikasi:
ü Type:
Rotary a.k.a Radio POT
ü Available
in different resistance values like 500?, 1K, 2K, 5K, 10K, 22K, 47K, 50K, 100K,
220K, 470K, 500K, 1 M.
ü Power
Rating: 0.3W
ü Maximum
Input Voltage: 200Vdc
ü Rotational
Life: 2000K cycles
Konfigurasi
pin:
Pin No. |
Pin Name |
Description |
1 |
Fixed End |
This end is connected to one end of the resistive
track |
2 |
Variable End |
This end is connected to the
wiper, to provide variable voltage |
3 |
Fixed End |
This end is connected to another end of the
resistive track |
Konfigurasi
potensiometer:
·
Water pressure sensor
Spesifikasi:
Range |
0…16 bar |
Output signal |
4-20mA, 0-5VDC |
Supply Voltage |
10-28VDC |
Over Pressure |
1.5×FS |
Accuracy |
0.5%FS |
Long-term Stability |
max. ±0.3%FS/year |
Pressure type |
gauge / absolute / sealed gauge |
Operating Temperature |
-10°C~ +60°C |
Compensating
Temperature |
-30°C80°C, intrinsic safe version:
-10°C60°C |
Temperature Drifting |
0.03%FS/°C typ.,0.05%FS°C |
Housing
protection |
IP65 |
Main Material |
housing: stainless steel 1Cr18Ni9Ti, Sensor
housing: stainless steel 316, Diaphragm: stainless steel 316L, Sealed-ring:
Viton, Plug housing: plastic |
Electric
connection |
DIN43650 plug |
Load |
=(U-10)/0.02(2-wire) =10k(3-wire) |
Process
connection |
G 1/4" male waterline seal |
Storage Condition |
-40~120°C |
Konfigurasi pin:
Pin |
2-wire |
3-wire |
1 |
+V |
+V |
2 |
Signal: +OUT |
GND |
3 |
Null |
Signal: +OUT |
·
Soil moistures sensor
Spesifikasi:
ü Operating
Voltage: 3.3V to 5V DC
ü Operating
Current: 15mA
ü Output
Digital - 0V to 5V, Adjustable trigger level from preset
ü Output
Analog - 0V to 5V based on infrared radiation from fire flame falling on the
sensor
ü LEDs
indicating output and power
ü PCB
Size: 3.2cm x 1.4cm
ü LM393
based design
ü Easy
to use with Microcontrollers or even with normal Digital/Analog IC
ü Small,
cheap and easily available
Konfigurasi
pin:
Pin
Name |
Description |
VCC |
The Vcc pin
powers the module, typically with +5V |
GND |
Power
Supply Ground |
DO |
Digital Out Pin
for Digital Output. |
AO |
Analog
Out Pin for Analog Output |
·
LDR sensor
Spesifikasi:
ü Tegangan
maksimum (DC): 150V.
ü Konsumsi
arus maksimum: 100mW.
ü Tingkatan
Resistansi/Tahanan : 10O sampai 100KO
ü Puncak
spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
ü Waktu
Respon Sensor : 20ms – 30ms.
Konfigugrasi
pin:
Grafik
respon:
ü Penurunan
daya disipasi
ü Resistansi
ü Spectral
respon
·
Rain sensor
Konfigurasi pin:
ü VCC:
5V DC
ü 2.GND:
ground
ü Vout
Spesifikasi:
ü Adoptshigh
quality of RF-04 double sidedmaterial.
ü Area:5cm
x 4cm nickel plateon side,
ü Anti-oxidation,anti-conductivity,
with long use time;
ü Comparator
output signal clean waveform is good, driving ability, over 15mA;
ü Potentiometer
adjust the sensitivity;
ü Working
voltage 5V;
ü Output
format: Digital switching output (0 and 1) and analog voltage output AO;
ü With
bolt holes for easy installation;
ü Small
board PCB size: 3.2cm x 1.4cm;
ü Usesa
wide voltage LM393 comparator
Grafik
respon:
·
Relay
Konfigurasi pin:
Nomor PIN |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
Coil End 1 |
Digunakan untuk memicu (On / Off) Relay, Biasanya
satu ujung terhubung ke 12V dan ujung lainnya ke ground |
2 |
Coil End 2 |
Digunakan untuk memicu (On / Off)
Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 12V dan ujung lainnya ke ground |
3 |
Common (COM) |
Common terhubung ke salah satu Ujung Beban yang akan
dikontrol |
4 |
Normally Close (NC) |
Ujung lain dari beban terhubung ke
NO atau NC. Jika terhubung ke NC beban tetap terhubung sebelum pemicu |
5 |
Normally Open (NO) |
Ujung lain dari beban terhubung ke NO atau
NC. Jika terhubung ke NO, beban tetap terputus sebelum pemicu |
Spesifikasi:
ü Trigger
Voltage (Voltage across coil) : 5V DC
ü Trigger
Current (Nominal current) : 70mA
ü Maximum
AC load current: 10A @ 250/125V AC
ü Maximum
DC load current: 10A @ 30/28V DC
ü Compact
5-pin configuration with plastic moulding
ü Operating
time: 10msec Release time: 5msec
ü Maximum
switching: 300 operating/minute (mechanically)
·
Motor DC
Konfigurasi pin:
No: |
Pin Name |
Description |
1 |
Terminal 1 |
A normal DC motor would have only two terminals.
Since these terminals are connected together only through a coil they have
not polarity. Revering the connection will only reverse the direction of the
motor |
2 |
Terminal 2 |
Spesifikasi:
ü Standard
130 Type DC motor
ü Operating
Voltage: 4.5V to 9V
ü Recommended/Rated
Voltage: 6V
ü Current
at No load: 70mA (max)
ü No-load
Speed: 9000 rpm
ü Loaded
current: 250mA (approx)
ü Rated
Load: 10g*cm
ü Motor
Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
ü Weight:
17 grams
·
LED
Spesifikasi:
ü Superior
weather resistance
ü 5mm
Round Standard Directivity
ü UV
Resistant Eproxy
ü Forward
Current (IF): 30mA
ü Forward
Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
ü Reverse
Voltage: 5V
ü Operating
Temperature: -30?
to +85?
ü Storage
Temperature: -40?
to +100?
ü Luminous
Intensity: 20mcd
Konfigurasi
pin:
ü Pin 1 : Positive terminal of LED
ü Pin 2 : Negative terminal of LED
·
Ground
Ground Berfungsi sebagai untuk meniadakan beda
potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau
arus pada rangkaian.
3. Dasar teori[Kembali]
a. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika
dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu
rangkaian.Sesuai dengan namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat
dari bahan karbon. Resistor memiliki simbol seperti gambar dibawah ini :
Resistor
mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan
listrik di
antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding
lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan.
Di dalam resistor, terdapat ketentuan
untuk membaca nilai resistor yang diwakili dengan kode warna dengan ketentuan
di bawah ini :
Sebagian besar resistor yang kita lihat
memiliki empat pita berwarna . Oleh karena itu ada cara membacanya seperti
ketentuan dibawah ini :
1. Dua pita pertama dan kedua menentukan
nilai dari resistansi
2. Pita ketiga menentukan faktor pengali,
yang akan memberikan nilai resistansi.
3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai toleransi.
Rumus Resistor:
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
b. Dioda
Cara Kerja Dioda
Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).
Kondisi tanpa tegangan
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan
terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini
terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari
sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di
sisi p yang disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan
meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan elektron akan
menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk
medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.
Kondisi tegangan positif (Forward-bias)
Pada kondisi ini, bagian anoda
disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda
disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik
ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang
positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.
Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron
di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian
tertutup.
Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)
Pada kondisi ini, bagian anoda
disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda
disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik
ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif
tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion
positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif.
Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi
pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh
ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian
diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.
Rumus:
c. Transostor
NPN
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki simbol seperti gambar di
bawah ini:
Terdapat rumus rumus dalam mencari
transistor seperti rumus di bawah ini:
Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC
= perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Rumus dari Transitor adalah :
Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang
menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah
transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan
daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor
memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara
kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang
saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan
emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Karakteristik Output
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
d. Kapasitor
Kapasitor atau disebut juga dengan
kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau
muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di
antaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai
perata arus pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power
Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad
(F).
Rumus Kapasitas Kapasitor
Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Udara)
Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Medium)
Rumus Kapasitas Kapasitor Bentuk Bola
e. OP-AMP
Simbol:
Berfungsi sebagai penguat atau pembanding
tegangan input dengan output
Karakteristik IC OpAmp
ü Penguatan
Tegangan Open-loop atau Av = 8 (tak terhingga)
ü Tegangan
Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
ü Impedansi
Masukan (Input Impedance) atau Zin= 8 (tak terhingga)
ü Impedansi
Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
ü Lebar
Pita (Bandwidth) atau BW = 8 (tak terhingga)
ü Karakteristik
tidak berubah dengan suhu
Inverting Amplifier
Rumus:
Non Inverting
Rumus:
Komparator:
Rumus:
Adder
Rumus:
Bentuk gelombang
f.
Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu
jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan
Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara
struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau
tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
g. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang
dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50
mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A. Relay memiliki simbol seperti gambar di bawah
ini :
Kapasitas Pengalihan Maksimum:
Cara Kerja Relay
ü Apabila
coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnetik yang dapat
menarik armature untuk merubah switch contact point.
ü Apabila
coil tersebut sudah tidak dialiri arus listrik, maka Armature akan kembali lagi
ke posisi Normally Close.
ü Umumnya,
coil yang digunakan oleh relay untuk mengubah switch contact point ke posisi NC
hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
h. LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat
dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam
(bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai
perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan
pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan
cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED
(Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai
lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.
Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting
Diode)
Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)
Seperti dikatakan sebelumnya, LED
merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya
pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P)
dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor
yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan
proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward
yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah
yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole
akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang
memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan
sebagai Transduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
i.
Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah
Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak
berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan.
Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari
kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC
menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik
diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak
menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan
akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan
bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu
dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat
kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik.
Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan
kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub
tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan
magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet.
Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan
bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan
selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang
mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya
perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.
j.
Voltmeter
Volt meter DC merupakan alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu
beban listrik atau rangkaian elektronika.
k. Rain
sensor
Rain sensor atau sensor hujan adalah jenis
sensor yang berfungsi mendeteksi terjadinya hujan atau tidak. Pada sensor ini,
terdapat integrated circuit atau IC (komponen dasar yang terdiri dari resistor,
transistor, dan lain-lain) komparator yang berfungsi memberikan sinyal berupa logika
‘on’ dan ‘off’. Sehingga ketika sensor mendeteksi adanya hujan, wiper mobil
secara otomatis akan berfungsi tanpa harus mengaktifkan saklar manual.
Sensor hujan juga mampu mengatur kecepatan wiper saat menyeka air hujan di kaca mobil, mulai dari posisi low, intermittent, hingga high speed. Pengaturan tersebut tergantung dari curah hujan yang menerpa kaca mobil.
Komponen rain sensor :
ü Sensor
hujan bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5 centimeter (cm) x 4 cm berlapis
nikel.
ü Lapisan
modul pada sensor mempunyai sigar oksidasi sehingga tahan terhadap korosi.
ü IC
komputer.
ü Terdapat
potensiometer yang berfungsi mengatur sensifitas sensor.
ü Dua
output digital dan analog.
l.
LDR sensor
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan
salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan
sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini
sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang
mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika
semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya
akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
m. Soil
moisture sensor
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara. Salah satu jenis sensor kelembaban adalah sensor kelembaban kapasitif.
n. Water
pressure sensor
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding.
Pemanfaatan sensor tekanan: mengukur tinggi suatu cairan.
Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan dengan rumus :
P = d.g.h
Keterangan:
P = tekanan statis (pascal)
D = kepadatan cairan ( kg/m3)
G = konstanta gravitasi (9,81 m/s2)
H = tinggi cairan (m)
Sensor tekanan air adalah jenis sensor tekanan yang
biasa digunakan dalam praktek industri. Ini secara luas digunakan dalam
berbagai lingkungan industri yang dinamis, pemeliharaan air dan rekayasa tenaga
air, peralatan konstruksi transportasi, sistem kontrol produksi, teknologi aerospace,
teknologi kapal, pipa dan sebagainya.
Sensor tekanan air adalah alat yang dapat mendeteksi informasi yang terukur dan mengubah informasi yang terdeteksi menjadi sinyal listrik atau bentuk lain dari keluaran informasi sesuai dengan aturan tertentu, untuk memenuhi transmisi informasi, pemrosesan, penyimpanan, tampilan, catatan dan persyaratan kontrol. Ini adalah langkah pertama untuk mewujudkan deteksi dan kontrol otomatis.
Tegangan yang muncul dari ketidakseimbangan jembatan Wheatstone oleh
karena perubahan resistansi sensor sangatlah kecil karena perubahan
resistansinya juga kecil; hanya dalam orde milivolt dengan tegangan input E =
12 Volt. Pada rangkaian listrik sensor, selain menggunakan jembatan
Wheatstone pastilah menggunakan penguat tegangan agar tegangan yang
kecil ini diperbesar beberapa ratus kali dan kemudian dapat lebih mudah
dibaca oleh alat ukur.
Adapun persamaan sederhana tegangan pada kabel AB jika jembatan
Wheatstone tidak seimbang adalah sebagai berikut
Untuk aplikasinya pada sensor tentu saja tidak sesederhana seperti persamaan di atas, namun persamaan di atas secara sederhana menunjukkan jika resitansi sensor (Rx) berubah maka tegangan pada kabel AB juga berubah.
4. Percobaan[Kembali]
Rangkaian simulasi:
Prinsip kerja:
Jadi pada rangkaian ini menggunakan 4 buah sensor. Dimana LDR sensor nantinya berfungsi sebagai pendeteksi apabila sudah pagi maka kanopi pada rooftop akan ototmatis menutup. Kemudian yang selanujutnya soil mosture sensor berfungsi sebagai jika pada tanah tanaman dideteksi mengalami kekurangan air maka akan menghidupkan motor untuk menghidupkan air. Jika air sudah sampai pada yang ditentukan melalui Rain sensor maka motor menghidupkan air akan berhenti. Untuk pressure sensor sendiri berfungsi sebagai pengukur tekanan air pada saat penyiram air menyala.
5. Video[Kembali]
Rain sensor:
LDR sensor:
Soil moisture sensor:
Water pressure sensor:
Video Review blog:
6. Link download[Kembali]
Download HTML [download]
Download Rangkaian [download]
Download library rain sensor [download]
Download library soil moisture sensor [download]
Download datasheet rain sensor [download]
Download datasheet LDR sensor [download]
Download datasheet soil moisture sensor [download]
Download datasheet water pressure sensor [download]
Download datasheet LED [download]
Download datasheet Motor DC [download]
No comments:
Post a Comment